
Menjadi Tanah yang Subur bagi Sesama
Menjadi Tanah yang Subur bagi Sesama
Pada Kamis (20/3), seluruh peserta didik mengikuti ibadah prapaskah kedua. Dalam ibadah ini, kita diajak untuk merenungkan makna tanah dalam kehidupan kita. Menjadi tanah yang subur bagi sesama berarti menjadi pribadi yang bermanfaat dan peduli terhadap lingkungan. Tanah adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup, tempat tumbuhnya tanaman yang memberi makan dan oksigen bagi dunia. Oleh karena itu, menjaga tanah dan lingkungan tempat kita tinggal menjadi tanggung jawab bersama.
Dalam kitab suci, tanah sering kali diibaratkan sebagai tubuh manusia. Sebagaimana tanah yang subur dapat menghasilkan tanaman yang baik, manusia yang baik juga dapat memberikan manfaat bagi sesamanya. Sebaliknya, tanah yang tandus tidak akan menghasilkan apa pun, sebagaimana manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan dan orang lain.
Menjadi tanah yang subur bagi sesama juga berarti menjadikan diri kita sebagai orang yang berguna bagi orang lain. Kita bisa memanfaatkan apa yang kita miliki, baik itu ilmu, tenaga, maupun harta, untuk kepentingan bersama. Dengan begitu, kita tidak hanya memperkaya diri sendiri tetapi juga memberi manfaat bagi sesama.
Menjaga Lingkungan sebagai Bentuk Kepedulian
Menjadi tanah yang subur berarti kita harus merawat diri dan lingkungan kita dengan baik. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:
- Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.
- Menghemat air dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
- Menanam pohon dan merawat tanaman di sekitar rumah atau sekolah.
- Berbuat baik kepada sesama dengan membantu mereka yang membutuhkan.
Untuk lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan, bisa merujuk artikel berikut: Pentingnya Merawat Lingkungan bagi Masa Depan.
Dengan melakukan hal-hal kecil tersebut, kita turut menjaga keseimbangan alam dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.
Refleksi: Menjadi Manusia yang Berguna
Dalam kehidupan ini, kita semua ingin memiliki makna dan memberikan dampak positif bagi orang lain. Sebagaimana tanah yang subur memberi kehidupan bagi banyak makhluk, kita juga harus berusaha untuk menjadi pribadi yang memberi manfaat bagi sesama.
Sebagaimana yang disampaikan dalam ibadah prapaskah ini: “Marilah kita menjadi manusia yang berguna bagi orang lain.” Dengan kesadaran ini, semoga kita semua dapat menjalani hidup dengan lebih baik, lebih peduli, dan lebih bermakna bagi dunia di sekitar kita.******
Baca juga: Renungan Prapaskah Minggu I: Pertobatan Ekologis Untuk Memulihkan Keutuhan Ciptaan